KOMPAS.com - Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan berencana untuk menambah jumlah kapal penangkap ikan. Hingga 2014, ditargetkan kapal berkapasitas lebih dari 30 gross ton bisa menambah armada penangkap ikan.
Rencana itu diungkapkan Miftahuddin, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) saat ditemui dalam Media Trip Bersama WWF, Jumat (5/5/11) lalu. Kapal yang dimiliki nelayan Sulsel saat ini memiliki kapasitas kecil hingga tak bisa berlayar jauh.
"Ini adalah bagian program 1000 kapal. Sudah dimulai dari tahun 2010. Saat ini sudah 4 kapal yang ditambah," cetus Miftahuddin.
Dengan kapal tambahan, nelayan bisa sampai di wilayah lebih dari 12 mil. Menurut Miftahuddin, tambahan kapal bisa membantu nelayan menangkap ikan lebih banyak. "Selama ini wilayah lebih 12 mil dikuasai asing. Kapal ini bisa menggantikan kapal-kapal asing tersebut," tambah Miftahuddin.
Penambahan kapal dilakukan di tengah hasil tangkapan ikan yang menurun. Tahun 2006, jumlah tangkapan ikan mencapai 302.733 ton. Sementara pada tahun 2010, hasil tangkapan menurun hingga hanya 249.123 ton.
Berkomentar tentang kebijakan DKP itu, Ketua Komisi Tuna Indonesia Purwito Martosubroto mengatakan, "Penambahan kapal kalau tujuannya tidak jelas justru akan menambah masalah." Menurutnya, penambahan kapal justru bisa berdampak pada penurunan stok ikan. "Kalau mau menambah, ya harus dipikirkan dulu apa yang akan ditangkap, stoknya bagaimana. Jadi, riset-riset dulu harus dilakukan," tambah Purwito.
Purwito mengatakan, jika tangkapan menurun, seharusnya dilakukan dulu proses pemulihan stok. "Jangan nambah kapal," cetusnya. Kemudian, perlu dipikirkan alternatif mata pencaharian bagi nelayan.
Penurunan stok ikan biasanya diakibatkan oleh kegagalan mengendalikan aktivitas penangkapan ikan. Untuk mengatasinya, pemerintah perlu mengupayakan kebijakan yang cocok dan menjawab permasalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar