KOMPAS/LASTI KURNIA
Saat ini, terumbu karang hanya bisa dijumpai di pesisir wilayah Teritip (Balikpapan Timur) dan perairan sekitar Pulau Balang (Balikpapan Barat). Menurut penuturan para nelayan, hingga awal tahun 90-an, masih banyak terumbu karang sepanjang pesisir Balikpapan.
Namun, satu demi satu, terumbu diambil dan dirusak dengan bom maupun jaring pukat harimau. Menurut Darwis (39), nelayan di Pantai Manggar, Balikpapan Timur, dulu, ia dan kawan-kawannya beranggapan terumbu malah menggangu. Selain merusak jaring, terumbu karang yang tajam, dikhawatirkan merusak badan bawah kapal serta karamba milik nelayan.
Darwis yang sudah melaut sejak kecil ini, dulu sering mengambil terumbu dengan harapan makin leluasa menjaring ikan besar karena dasar pantai lebih lapang. "Ketika ikan mulai sulit didapat, barulah saya sadar. Terumbu karang sangat penting," kata Darwis, Selasa (15/3/2011).
Tahun 1990-an, para nelayan di Manggar dan pesisir Balikpapan, bisa mendapat banyak ikan hanya dengan melaut sejauh 1-2 mil. Namun sekarang 10 mil lebih. Menurut Kamarudin (30), nelayan lain di Manggar, akibatnya adalah, nelayan boros waktu tenaga, dan bahan bakar.
Walikota Balikpapan Imdaad Hamid menegaskan Pemkot harus menggencarkan upaya pemulihan terumbu karang. Perusahaan harus digandeng untuk bekerja sama. "Sekarang, nelayan sudah mulai sadar ketika ikan-ikan mulai hilang karena tidak ada terumbu. Tiga tahun terakhir ini, tidak ada lagi perusakan terumbu," kata Imdaad, saat menerima bantuan sejumlah terumbu karang dari PT Thiess Indonesia, di Pantai Manggar, kemarin.
Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Balikpapan Chaidar, mengutarakan, terumbu karang juga tak menggangu budidaya rumput laut nelayan. "Terumbu berada di kedalaman tiga meter, sedangkan rumput laut kan berada di permukaan," kata Chaidar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar