TAPAKTUAN – Tim dari
Komonitas Club Penyelam Aceh bersama Satuan Tugas Search And Rescue
(Satgas SAR) Aceh Selatan, Sabtu (20/10) melakukan survey terhadap
potensi wisata bahari di Kabupaten Aceh Selatan. Survey yang berlangsung
selama dua hari itu dimaksudkan untuk menggali dan memastikan potensi
bahari yang dimiliki Aceh Selatan untuk selanjutnya dipromosikan kepada
wisatawan supaya menjadi bagian tujuan wisata.
“Kita berharap hasil survey ini nantinya bisa menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi wisata bahari di Aceh Selatan. Sebab jika sektor itu benar-benar digarap akan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).,” kata Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, May Fendri SE kepada Serambi, Sabtu (20/10).
Dia mengatakan, selama ini Pemkab Aceh Selatan tidak fokus dalam menggerap dan mengembangkan sektor kepariwisataan di wilayah itu. Buktinya hingga kini belum ada satupun sektor kepariwisataan yang dilirik oleh wisatawan mancan negara. “Dengan hidupnya potensi wisata maka masyarakat sekitar juga akan terberdayakan di sisi ekonominya,” papar May Fendri.
Dikatakannya, supaya nantinya tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, Pemkab Aceh Selatan juga dinilai perlu merumuskan Qanun yang mengatur tentang batasan dan larangan bagi wisatawan yang berkunjung ke darah itu. Sehingga pengembangan wisata yang diharapkan bisa mendatangkan PAD dan peningkatan ekonomi masyarakat sejalan dengan nilai-nilai budaya, adat istiadat dan norma yang berlaku di daerah tersebut.
“Kita berharap hasil survey ini nantinya bisa menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi wisata bahari di Aceh Selatan. Sebab jika sektor itu benar-benar digarap akan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).,” kata Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, May Fendri SE kepada Serambi, Sabtu (20/10).
Dia mengatakan, selama ini Pemkab Aceh Selatan tidak fokus dalam menggerap dan mengembangkan sektor kepariwisataan di wilayah itu. Buktinya hingga kini belum ada satupun sektor kepariwisataan yang dilirik oleh wisatawan mancan negara. “Dengan hidupnya potensi wisata maka masyarakat sekitar juga akan terberdayakan di sisi ekonominya,” papar May Fendri.
Dikatakannya, supaya nantinya tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, Pemkab Aceh Selatan juga dinilai perlu merumuskan Qanun yang mengatur tentang batasan dan larangan bagi wisatawan yang berkunjung ke darah itu. Sehingga pengembangan wisata yang diharapkan bisa mendatangkan PAD dan peningkatan ekonomi masyarakat sejalan dengan nilai-nilai budaya, adat istiadat dan norma yang berlaku di daerah tersebut.
“Oleh karenanya objek wisata yang ditawarkan kepada wisatawan juga harus benar-benar dikemas supaya mampu menarik perhatian wisatawan, bukan alami begitu saja. Sehingga wisatwan yang berkunjung ke daerah ini benar-benar memfokuskan diri untuk menikmati panorama alamnya bukan melakukan tidakan yang menyimpang dari norma yang hidup dan berkembang di daerah kita,” papar May Fendir.
Instruktur Penyelam Aceh, Udin Jamil yang turut didampingi Asisten Penyelam Aceh, Rinaldi AD saat wawancarai Serambi mengaku kegiatan survey tersebut dijadwalkan berlangsung selama dua hari. Jika hasil yang dilakukan bagus maka survey tersebut akan dilanjutkan kembali. “Coba kita lihat dulu hasilnya, jika bagus akan kita lanjutkan kembali Survey-nya,” kata Udin Jamil.
Dikatakannya, ketertarikan pihaknya untuk melakukan survey di wilayah perairan Aceh Selatan karena melihat dari biota laut banyak potensi yang dimiliki spot penyelaman. “Jadi ke depan wisatawan yang selama ini menfokuskan perhatiannya di Sabang akan bisa kita tawarkan untuk berkunjung ke Aceh Selatan, jika memang hasil survey-nya bagus,” pungkas Udin Jamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar