Penulis: Hendy Kurniawan.
Penyu merupakan salah satu satwa yang sudah hidup dari zaman Dinosaurus ( 145 – 208 juta tahun yang lalu). Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, Kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 Kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari. Dengan daya jelajah yang sangat luar biasa itu penyu merupakan satu dari sedikit satwa laut yang dapat bermigrasi hingga beribu – ribu kilometer (Wikipedia).
Tidak hanya merupakan satwa yang unik dan lucu, penyu seperti hal nya makhluk ciptaan-Nya yang lain juga memiliki manfaat bagi manusia pada khususnya dan alam sekitar pada umumnya. Diantara manfaat itu mencakup aspek peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor perikanan (beserta efek penggandanya), menjaga keseimbangan mata rantai ekosistem, ilmu pengetahuan dan pengembangan ekowisata.
Pertama, jasa ekosistem (keseimbangan lingkungan). Penyu berperan penting dalam menjaga keseimbangan di laut, misalnya saja apa yang dilakukan oleh Penyu Hijau (Chelonia mydas). Penyu yang memiliki jarak tempuh yang mencapai hingga ribuan mil laut ini berperan penting dalam menyebar nutrisi ke laut melalui kotorannya. Kotoran ini menjadi pupuk atau pakan bagi tumbuhan dan hewan laut lainnya.
Kedua, peningkatan pertumbuhan ekonomi sektor perikanan. Penyu sesungguhnya memainkan peranan yang amat vital bagi ketersediaan ikan laut, misalnya saja Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) yang memakan Ubur-ubur. Ubur-ubur adalah binatang laut yang memakan anak ikan. Ini merupakan mata rantai makanan. Bila tidak ada Penyu Belimbing kemungkinan besar populasi Ubur-ubur akan semakin meningkat. Kelebihan populasi Ubur-ubur akan membahayakan populasi anak ikan. Akan semakin banyak anak ikan yang dimakan Ubur-ubur. Dikarenakan banyak anak ikan yang dimakan Ubur-ubur, maka ketersediaan ikan di laut akan semakin berkurang. Akhirnya ini akan memperkecil hasil tangkapan ikan nelayan. Terutama nelayan kecil yang tidak memiliki kapal untuk menangkap ikan di laut lepas.
Berbeda lagi halnya dengan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu jenis ini adalah pemakan terumbu karang yang tidak sehat sehingga terumbu karang menjadi sehat kembali. Sehatnya terumbu karang menjadi sumber makanan yang baik dan menjadi tempat hidup (habitat) ikan berkembang biak. Pada akhirnya, ini akan menjadikan daerah tersebut menjadi sumber perikanan (lebih banyak ikan untuk ditangkap).
Ketiga, potensi pengembangan ekowisata atau ekonomi alternatif lainnya. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa penyu berperan penting menjaga kesehatan terumbu karang. Terumbu karang yang terjaga dengan baik, terlebih bila daerah tersebut memliki keindahan alam dan budaya yang mendukung, akan memberikan pemandangan bawah laut yang cukup indah. Ini berpotensi bagi pengembangan ekowisata. Snorkeling, menyelam (diving), bermain kayak (kayaking) dapat menjadi atraksi yang ditawarkan kepada wisatawan yang datang berlibur.
Namun dengan marak nya perburuan liar akhir – akhir ini, si kura – kura laut ini terancam punah. Jadi jangan heran bila suatu saat nanti anak, cucu, cicit, kita hanya dapat mengenal si penjelajah ini melalui buku – buku pelajaran atau majalah – majalah tentang satwa liar milik kita (kakek/nenek) mereka. Niatkan pada diri kita untuk tidak menambah hidup penyu-penyu berada dalam kesulitan. Tekadkan diri kita untuk membuat penyu-penyu eksis secara alamiah di alam. Cara yang paling mudah adalah jangan menambah polusi di sekitar perairan tempat penyu bertelur. Kedua, jangan pernah mau membeli apapun bila yang ditawarkan adalah telur penyu atau cangkangnya. Mudah-mudahan, kedua cara tersebut membantu penyu-penyu kita tetap hidup dalam keadaan aman.
(Disarikan dari berbagai sumber)
SAVE SEA TURTLE NOW !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar