Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Terumbu karang terbentuk dari simbiosis berbagai organisme laut, yang membentuk jaring-jaring makanan.
Sebagai ekosistem alami, terumbu karang mempunyai fungsi dan peranan penting bagi kesuburan perairan laut dan bagi masyarakat pesisir. Luas terumbu karang di Indonesia antara 60.000 kilometer (km) dan 85.000 km. Namun, yang memprihatinkan, 73 persennya mengalami kerusakan, artinya hanya 27 persen yang kondisinya baik.
Wah, padahal pemulihan terumbu karang yang rusak memerlukan waktu sangat lama. Untuk membentuk terumbu karang yang kuat dibutuhkan waktu ratusan, bahkan ribuan tahun.
1. Terumbu karang tepi atau terumbu karang pantai, karena berada dekat dan sejajar dengan garis pantai.
2. Terumbu karang penghalang, umumnya terdapat pada perairan yang dalam.
3. Terumbu karang atol yang terbentuk karena proses biologis dan tektonis, biasanya terbentuk di sekeliling gunung api laut.
Bagaimana cara memperbaiki terumbu karang yang rusak? Beruntung ada terumbu buatan yang terbuat dari kerangka apa saja yang sengaja ditempatkan di dalam laut. Biasanya terumbu buatan dikombinasikan dengan transplantasi karang.
Jenis-jenis bahan membuat terumbu karang:
1. Bahan alami, seperti kayu dan bambu, kulit kerang, serta batu pecah atau batu gamping.
2. Bahan buatan, misalnya dari beton; bahan bekas yang tidak terpakai seperti bangkai kapal, drum, jembatan, bekas bahan bangunan; kendaraan bekas seperti mobil dan becak; serta bahan pengendap elektronis, misalnya anyaman kawat besi, dan tembaga.
Terumbu karang bisa rusak oleh alam, seperti longsor, gempa bumi laut, dan tsunami.
Faktor lain yang merusak keberadaan terumbu karang disebut faktor non-alami, seperti eksploitasi terumbu karang dengan penambangan yang berlebihan, penggunaan bahan peledak dan racun untuk menangkap ikan, serta pencemaran limbah kimia.
Terumbu karang sangat berguna karena ia
1. Melindungi pantai dari angin, pasang surut, arus, erosi gelombang, dan badai.
2. Sumber plasma nutfah dan keanekaragaman hayati yang diperlukan bagi industri pangan, bioteknologi, dan kesehatan.
3. Tempat hidup dan perlindungan organisme laut ataupun ikan-ikan, baik ikan hias maupun ikan target, yaitu ikan-ikan yang tinggal di terumbu karang, termasuk anak ikan dan ikan muda dari penangkapan dini.
5. Menjadi tempat mencari makan, tempat tinggal, dan penyamaran bagi komunitas ikan.
6. Bahan konstruksi jalan dan bangunan, bahan baku industri, dan perhiasan.
7. Untuk tujuan wisata bahari, penyelaman, dan snorkeling.
8. Sebagai sarana dan wadah penelitian, serta pendidikan mengenai kehidupan laut.
Eka Nada Shofa Alkhajar Penulis Lepas; Tinggal di Solo, Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar