Sabtu, 09 Februari 2013

DKP Pulangkan Dua Nelayan Aceh

* Malam Ini Diterbangkan dari India

BANDA ACEH - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh memulangkan dua nelayan Aceh yang terdampar di Pulau Andaman, India, sejak Oktober 2012. Kedua nelayan itu,  Musri bin Zaini dan Ridwan Muhammad asal Ulee Lheue, Banda Aceh, akan diterbangkan dari Bandara Internasional Delhi Gandhi, New Delhi, India, Kamis (7/2) malam sekitar pukul 11 malam waktu India.

Kepastian pemulangan kedua nelayan itu diungkapkan Kepala DKP Aceh, Dr drh Raihanah MSi kepada Serambi, Rabu (6/2). Raihanah yang didampingi Kabid Pengawasan dan Pengendalian Mutu DKP Aceh Ir Nurhayani mengatakan, proses pemulangan kedua nelayan tersebut dilakukan pihaknya bersama lembaga Panglima Laot Aceh lewat bantuan Kementerian Luar Negeri dan Dubes RI di India.

“Semua biaya untuk pemulangan DKP Aceh yang menanggungnya. Tiket kedua nelayan itu sudah kita kirim tadi via Dubes RI di India,” kata Raihanah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kementerian Luar Negeri di Jakarta, kata Raihanah, kedua nelayan itu sudah diberangkatkan dari Andaman menuju New Delhi.

Pemulangan kedua nelayan itu akan dilakukan via Kuala Lumpur, Malaysia. Berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan, keduanya akan diterbangkan melalui Bandara Internasional Delhi Ghandi, New Delhi, Kamis (7/2) sekitar pukul 23.00 waktu setempat, menuju Kuala Lumpur menggunakan pesawat Malaysia Airlines. Diperkirakan tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Jumat (8/2) sekitar pukul 08.00 WIB.

Setelah transit selama sekitar tiga jam di Kuala Lumpur, Ridwan dan Musri kemudian baru diterbangkan ke Aceh sekitar pukul 11.20 WIB menggunakan pesawat Air Asia. Dipekirakan mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang sekitar pukul 12.00 WIB.

“Nanti hari jumat, kita bersama keluarga nelayan itu dan panglima laot akan menjemput langsung mereka ke bandara. Tentu kita akan melakukan prosesi adat, seperti peusijuk terhadap kepulangan dua nelayan ini setiba di Aceh,” kata Raihanah.(sup)

Sepekan di Andaman

CERITA pilu nelayan Aceh  yang terdampar di Pulau Andaman, India, saat melaut seperti dialami Musri dan Ridwan bukanlah hal baru. Sebelumnya banyak nelayan Aceh yang mengalami nasib serupa. Penyebabnya pun hampir semua sama. Ketika sedang menangkap ikan di laut lepas Samudera Hindia, tiba-tiba mesin boat yang mereka gunakan mendadak rusak.

Saat mesin rusak, pada waktu bersamaan cuaca di laut terjadi angin kencang, lalu mereka terombang-ambing di tengah laut antara hidup dan mati. Karena angin yang bertiup amat kecang ke arah barat, maka gelombang laut membawa mereka terdampar di Pulau Adaman, India.

Kisah ini juga dialami Ridwan dan Musri nelayan asal Ulee Lheue, Banda Aceh, pertengahan Oktober 2012. Dengan menggunakan boat tangkap ikan ukuran 3 GT mereka melaut tanggal 6 Oktober 2012. Setelah sepekan berada di laut, tiba-tiba mesin boat mendadak rusak di tengah cuaca angin kencang yang bertiup ke barat. Sepekan kemudian keduanya baru diketahui terdampar di Andaman.   

“Boat ukuran 3 GT tidak layak melaut menangkap ikan di atas 12 mil. Tapi mau tidak mau nelayan kita harus menangkap ikan di laut yang jaraknya belasan mil itu. Karena ikan yang di bawah 12 mil sudah sangat berkurang, lantaran banyak dijarah nelayan luar dengan menggunakan kapal penangkap ikan ukuran besar di atas 40 GT,” kata Irvan Faisal SH, warga Abdya. (suprijal yusuf)

Editor : bakri
 
 
Sumber : www.aceh.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar