Petugas
BMKG memperlihatkan kertas seismograf berisi data gempa 11 April 2012
(atas) dan gempa yang terjadi Rabu kemarin, di mana eskalasinya
berkurang secara signifikan. Foto direkam di Kantor Stasiun Geofisika
Mataie, Banda Aceh, Rabu (25/4) malam. SERAMBI/M ANSHAR
BANDA ACEH - Pascagempa 8,5 dan 8,1 SR yang mengguncang Aceh pada 11 April 2012, hingga saat ini eskalasi atau frekuensi gempa tektonik terus menurun bahkan relatif normal.
Stasion Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (SMKG) Mataie, Aceh Besar mencatat, pascagempa 11 April 2012 memang sempat terjadi ratusan kali gempa susulan di wilayah sumatera, termasuk Aceh. “Namun, setelah gempa kuat yang berpusat di sekitar Simeulue tersebut, kini eskalasinya menurun drastis,” kata Kepala SMKG Mata ie, Syahnan.
Menurut Syahnan, bila beberapa hari lalu gempa rata-rata delapan kali sehari, maka sejak dua hari terakhir ini, durasi gempa terus menurun hingga tiga sampai lima kali sehari. Itu pun getarannya hanya bisa tercatat seismograf (alat pencatat gempa) dan guncangannya tidak dirasakan oleh manusia,” jelas Syahnan.
Menanggapi isu dan prediksi segelintir oknum tak bertanggungjawab, baik melalui Black Berry Messenger (BBM) maupun lewat dunia maya atau internet, Syahnan menegaskan BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi dan prediksi serta pernyataan menyesatkan, bahkan terkesan mendahului takdir Allah SWT.
“Kecuali Allah SWT, di muka bumi ini belum ada seorang pun para ahli geologi dan geofisika yang mengetahui kapan terjadi gempa bumi, baik tektonik maupun vulkanik. Dukun ahli sekalipun, selama ini tak pernah cocok dengan ramalannya,” kata Syahnan.
Syahnan juga menjelaskan, gempa 8,5 dan 8,1 SR yang terjadi dua pekan lalu adalah sebagai dampak proses subduksi pada lempeng Euroasia dan Indo-Australia di Barat Sumatera dan Kepulauan Simeulue yang menimbulkan rangkaian gempa di wilayah Sumatera.
Subduksi itu, kemudian menimbulkan respons pada patahan yang disebut sesar semangko, -- yang terdapat di sepanjang Pulau Sumatera.
Isu akan terjadi gempa besar di Sumatera juga merebak cepat di kalangan masyarakat Aceh, termasuk masyarakat Aceh Jaya yang dilaporkan sempat mengungsi ke lokasi-lokasi aman. Namun pada Rabu sore kemarin, masyarakat sudah kembali ke rumah masing-masing.
Camat Sampoiniet, Sabirin SE kepada Serambi mengatakan, isu akan terjadi gempa sengaja disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk maksud-maksud yang belum diketahui. “Akibat isu tersebut telah memunculkan kepanikan. Semoga masyarakat tak terlalu percaya dengan isu-isu yang tak jelas asal-usulnya,” kata Camat Sabirin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar