Toshiba TV yang membutuhkan listrik yang rendah.
TEMPO Interaktif, Bekasi -- Apakah Anda pernah mengalami ketika sedang asyik menonton tayangan televisi tiba-tiba listrik mati? Tentunya kejadian ini sangat mengganggu. Untuk mengantisipasi aliran listrik yang byar-pet, Toshiba membuat inovasi dengan menghadirkan televisi yang dilengkapi baterai.
Kendati tak dapat menyala lebih lama seperti televisi yang mendapat pasokan listrik, televisi berbaterai ini bisa "hidup" selama dua jam. Toshiba memperkenalkan tiga rupa televisi bertenaga baterai, yakni Power Booster 1 (PB1), Power Saver 1 (PS1), dan Power Charger 1 (PC1). "Televisi ini juga hemat energi karena konsumsi daya listriknya di bawah 100 watt," kata Product Supervisor PT Toshiba Visual Media Network Indonesia Ryo Praditya Lisanggono di Bekasi, Rabu lalu.
Toshiba Power Booster 1 merupakan televisi yang mengandalkan kualitas gambar dengan fitur Auto Signal Booster untuk memperkuat penerimaan sinyal, Auto Noise Reduction yang mengurangi "gangguan" suara, dan speaker audio yang tiga kali lebih kuat dibanding speaker televisi biasa. Adapun tipe Power Saver 1 menggunakan LED sebagai sumber pencahayaan dengan fitur utama Auto View. Tipe ini diklaim signifikan menekan daya konsumsi listrik. Yang paling irit dari ketiga televisi berbaterai itu adalah seri Power Charger 1, dengan konsumsi listrik hanya 39 watt.
Televisi Power Charger 1 menggunakan teknologi LED Backlight yang dirancang khusus dengan fungsi operasional baterai yang dapat diisi ulang. Ketika listrik menyala, aliran tenaga dari baterai otomatis berhenti dan si "kotak ajaib" akan menyesuaikan transisi sumber energi. "Butuh waktu sekitar 7 detik untuk transisi," ujar Ryo.
Baterai yang dipasang pada tiga televisi itu terbuat dari bahan litium sebanyak enam cell dengan waktu isi ulang sekitar 6 jam. Pengguna juga tak perlu repot mencolokkan baterai ke stop kontak untuk mengecas karena proses pengisian dilakukan ketika televisi dalam keadaan standby.
Ketiga televisi berlayar 24 inci itu dilengkapi dengan lampu indikasi yang akan menandai keadaan televisi dan baterai. Saat lampu berwarna merah, artinya televisi sedang dalam keadaan siaga. Adapun lampu berwarna oranye menandakan televisi dalam kondisi standby dan sedang mengisi ulang. Namun, jika lampu berkedip-kedip, tandanya ada gangguan dalam pengisian baterai, misalnya apabila baterai berada di dekat medan magnet atau layar.
Senior Marketing Manager PT Toshiba Visual Media Network Indonesia Fransisca Maya mengatakan tiga seri Power TV ini memang ditujukan untuk pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia. "Karena di Indonesia dan negara-negara ASEAN sering terjadi pemadaman listrik," ujar Fransisca. Dia optimistis televisi bertenaga baterai yang dibanderol dengan harga Rp 2-3 juta ini akan menarik minat konsumen kalangan menengah.
Kendati tak dapat menyala lebih lama seperti televisi yang mendapat pasokan listrik, televisi berbaterai ini bisa "hidup" selama dua jam. Toshiba memperkenalkan tiga rupa televisi bertenaga baterai, yakni Power Booster 1 (PB1), Power Saver 1 (PS1), dan Power Charger 1 (PC1). "Televisi ini juga hemat energi karena konsumsi daya listriknya di bawah 100 watt," kata Product Supervisor PT Toshiba Visual Media Network Indonesia Ryo Praditya Lisanggono di Bekasi, Rabu lalu.
Toshiba Power Booster 1 merupakan televisi yang mengandalkan kualitas gambar dengan fitur Auto Signal Booster untuk memperkuat penerimaan sinyal, Auto Noise Reduction yang mengurangi "gangguan" suara, dan speaker audio yang tiga kali lebih kuat dibanding speaker televisi biasa. Adapun tipe Power Saver 1 menggunakan LED sebagai sumber pencahayaan dengan fitur utama Auto View. Tipe ini diklaim signifikan menekan daya konsumsi listrik. Yang paling irit dari ketiga televisi berbaterai itu adalah seri Power Charger 1, dengan konsumsi listrik hanya 39 watt.
Televisi Power Charger 1 menggunakan teknologi LED Backlight yang dirancang khusus dengan fungsi operasional baterai yang dapat diisi ulang. Ketika listrik menyala, aliran tenaga dari baterai otomatis berhenti dan si "kotak ajaib" akan menyesuaikan transisi sumber energi. "Butuh waktu sekitar 7 detik untuk transisi," ujar Ryo.
Baterai yang dipasang pada tiga televisi itu terbuat dari bahan litium sebanyak enam cell dengan waktu isi ulang sekitar 6 jam. Pengguna juga tak perlu repot mencolokkan baterai ke stop kontak untuk mengecas karena proses pengisian dilakukan ketika televisi dalam keadaan standby.
Ketiga televisi berlayar 24 inci itu dilengkapi dengan lampu indikasi yang akan menandai keadaan televisi dan baterai. Saat lampu berwarna merah, artinya televisi sedang dalam keadaan siaga. Adapun lampu berwarna oranye menandakan televisi dalam kondisi standby dan sedang mengisi ulang. Namun, jika lampu berkedip-kedip, tandanya ada gangguan dalam pengisian baterai, misalnya apabila baterai berada di dekat medan magnet atau layar.
Senior Marketing Manager PT Toshiba Visual Media Network Indonesia Fransisca Maya mengatakan tiga seri Power TV ini memang ditujukan untuk pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia. "Karena di Indonesia dan negara-negara ASEAN sering terjadi pemadaman listrik," ujar Fransisca. Dia optimistis televisi bertenaga baterai yang dibanderol dengan harga Rp 2-3 juta ini akan menarik minat konsumen kalangan menengah.
(Jhon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar