BIREUEN - Dua nelayan yang
hilang sejak Sabtu (7/7) dini hari akibat tenggelamnya boat jenis
‘labi-labi’ bernama Bintang Delapan di Selat Malaka, belum juga
ditemukan hingga Minggu (8/7) kemarin. Untuk mencari korban, Abu Laot
Bireuen, Badruddin Yunus mengerahkan 125 boat nelayan yang disebar di
Selat Malaka, mulai dari perairan Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, hingga
Pidie Jaya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa nelayan yang hilang dalam insiden itu tiga orang. Namun, setelah di-crosscheck Badruddin Yunus ke berbagai pihak, ternyata nelayan yang hilang dan belum ditemukan itu hanya dua orang. Begitu juga ABK boat itu, sebetulnya bukan 12, melainkan hanya sepuluh orang.
Menurut Abu Laot, Badruddin Yunus, meski 125 boat nelayan dikerahkan mencari korban di Selat Malaka, namun karena cuaca di tengah laut kurang mendukung, sehingga kedua nelayan itu belum ditemukan hingga sore kemarin.
“Namun, kami akan terus berupaya mencari mereka sampai dapat, tentunya dengan senantiasa berdoa dan berharap petunjuk dari Allah swt,” ujar Badruddin.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, boat nelayan berawak sepuluh tenggelam di Selat Malaka, sekitar 15 mil dari Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Peudada, Bireuen, Sabtu (7/7) dini hari. Saat boat lenyap ditelan laut, tiba-tiba muncul kobaran api membakar ABK yang sedang berjuang hidup mati di tengah amuk samudra.
Boat jenis labi-labi yang terbakar itu milik Sofyan A Latief, warga Peudada, Bireuen. Ada sepuluh awak di boat tersebut ketika musibah terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, Sabtu (7/7).
Abu Laot Bireuen yang dikonfirmasi Serambi, Minggu (8/7) kemarin, membenarkan bahwa awalnya terjadi simpang siur data tentang jumlah nelayan yang hilang. Namun, setelah pihaknya memastikan jumlah korban hilang berdasarkan nama dan identitasnya, ternyata nelayan yang hilang dan belum ditemukan itu hanya dua orang. Namun, Abu Laot Bireuen belum merincikan nama kedua nelayan yang hilang itu.
Sementara itu, tiga nelayan yang terbakar bersamaan dengan tenggelamnya boat Bintang Delapan di Selat Malaka, hingga Minggu (8/7) kemarin masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daeraha (RSUD) dr Fauziah Bireuen. Ketiganya harus menjalani operasi di kamar bedah rumah sakit pemerintah itu.
Pantauan Serambi kemarin, ketiga korban masih terbaring lemas di ruang rawat bedah rumah sakit. Wajah dan beberapa bagian tubuh mereka masih hitam akibat terbakar.
Ditemani keluarga masing-masing, ketiganya masih sanggup bicara dan berharap dua rekan mereka yang hilang segera bisa ditemukan. “Kita sama-sama berdoa semoga mereka cepat ditemukan,” ujar Edi Saputra (37) yang diamini Abdullah dan Azhari yang sama-sama dirawat di RSUD dr Fauziah. (aceh,tribunnews.com)
Sebelumnya dilaporkan bahwa nelayan yang hilang dalam insiden itu tiga orang. Namun, setelah di-crosscheck Badruddin Yunus ke berbagai pihak, ternyata nelayan yang hilang dan belum ditemukan itu hanya dua orang. Begitu juga ABK boat itu, sebetulnya bukan 12, melainkan hanya sepuluh orang.
Menurut Abu Laot, Badruddin Yunus, meski 125 boat nelayan dikerahkan mencari korban di Selat Malaka, namun karena cuaca di tengah laut kurang mendukung, sehingga kedua nelayan itu belum ditemukan hingga sore kemarin.
“Namun, kami akan terus berupaya mencari mereka sampai dapat, tentunya dengan senantiasa berdoa dan berharap petunjuk dari Allah swt,” ujar Badruddin.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, boat nelayan berawak sepuluh tenggelam di Selat Malaka, sekitar 15 mil dari Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Peudada, Bireuen, Sabtu (7/7) dini hari. Saat boat lenyap ditelan laut, tiba-tiba muncul kobaran api membakar ABK yang sedang berjuang hidup mati di tengah amuk samudra.
Boat jenis labi-labi yang terbakar itu milik Sofyan A Latief, warga Peudada, Bireuen. Ada sepuluh awak di boat tersebut ketika musibah terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, Sabtu (7/7).
Abu Laot Bireuen yang dikonfirmasi Serambi, Minggu (8/7) kemarin, membenarkan bahwa awalnya terjadi simpang siur data tentang jumlah nelayan yang hilang. Namun, setelah pihaknya memastikan jumlah korban hilang berdasarkan nama dan identitasnya, ternyata nelayan yang hilang dan belum ditemukan itu hanya dua orang. Namun, Abu Laot Bireuen belum merincikan nama kedua nelayan yang hilang itu.
Sementara itu, tiga nelayan yang terbakar bersamaan dengan tenggelamnya boat Bintang Delapan di Selat Malaka, hingga Minggu (8/7) kemarin masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daeraha (RSUD) dr Fauziah Bireuen. Ketiganya harus menjalani operasi di kamar bedah rumah sakit pemerintah itu.
Pantauan Serambi kemarin, ketiga korban masih terbaring lemas di ruang rawat bedah rumah sakit. Wajah dan beberapa bagian tubuh mereka masih hitam akibat terbakar.
Ditemani keluarga masing-masing, ketiganya masih sanggup bicara dan berharap dua rekan mereka yang hilang segera bisa ditemukan. “Kita sama-sama berdoa semoga mereka cepat ditemukan,” ujar Edi Saputra (37) yang diamini Abdullah dan Azhari yang sama-sama dirawat di RSUD dr Fauziah. (aceh,tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar