SERAMBI/DEDI ISKANDAR
Panglima
Laot Kabupaten Nagan Raya, Teuku Arifin, dirawat di ruang rawat bedah
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, setelah diamuk massa terkait
persoalan nelayan yang terjadi di Desa Babah Lueng, Kecamatan Tripa
Makmur, Nagan Raya, Kamis (27/12).
* Gara-gara Pukat Trawl
* Polisi Amankan Tombak dan Parang
JEURAM - Ratusan nelayan dari dua kecamatan bertetangga (Tripa Makmur dan Kuala Pesisir) di Kabupaten Nagan Raya, Kamis (27/12) sekitar pukul 13.00 WIB bentrok di balai pertemuan perikanan Desa Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur, Nagan Raya. Akibatnya, tiga warga, termasuk Panglima Laot Nagan Raya, Arifin, terluka parah.
Ketiga korban akhirnya dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh di Aceh Barat, karena luka serius yang dialaminya. Selain Arifin, korban lainnya adalah Said Abbas (30), warga Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur, sedangkan yang satu lagi belum diketahui namanya.
Insiden yang berujung bentrokan sesama nelayan itu bermula ketika tiga boat pukat trawl milik nelayan Kuala Tadu, Kecamatan Kuala Pesisir, ditangkap oleh nelayan di Desa Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur.
Alasan penangkapan, mereka melanggar hari pantang melaut bagi nelayan Aceh pada 26 Desember, sebagai hari peringatan tsunami. Selain itu, hukum adat laot di wilayah itu melarang nelayan menangkap ikan menggunakan pukat trawl (pukat harimau) karena dapat merusak lingkungan dan mengancam kelestarian biota laut. Apalagi peraturan pemerintah juga melarang hal yang sama.
Setelah ditangkap, ketiga boat beserta sejumlah nelayan di atasnya digiring ke sekitar kompleks perikanan Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur untuk penyelesaian secara adat. Penyelesaian versi hukom adat itu turut dihadiri Panglima Laot Nagan Raya, Arifin.
Tapi saat pertemuan berlangsung di balai perikanan desa itu, tiba-tiba sekitar 120 orang yang berasal dari Desa Kuala Tadu, Kecamatan Kuala Pesisir yang naik dua truk langsung merangsek ke balai tersebut. Disebut-sebut, maksud mereka untuk membantu rekan mereka yang dikabarkan sudah ditangkap di Babah Lueng, beserta boatnya.
Massa yang datang itu tidak dengan tangan kosong. Sebagian mereka membawa tombak dan parang terhunus. Mendadak, balai tempat pertemuan itu gaduh. Suasana memanas dan tak terkendali.
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba terjadi penyerangan brutal ke tengah balai. Batu dan kayu ikut melayang. Panglima Laot Nagan Raya, Arifin bangun untuk menenangkan massa. Tapi dia malah terkena lemparan batu. Suasana makin tak terkendali. Bahkan dua warga lainnya dikabarkan ikut luka parah dan dilarikan ke rumah sakit.
Balai perikanan itu pun rusak akibat dilempari batu dan kayu. Aparat kepolisian bertindak cepat untuk menenangkan situasi. Bahkan hingga tadi malam polisi masih mengamankan barang bukti berupa ratusan senjata tajam dari lokasi kejadian.
Sejumlah tokoh nelayan di wilayah itu akhirnya dikumpulkan polisi di Mapolres Nagan Raya untuk ikut dalam penyelesaian sengketa. Tadi malam situasi berhasil dinetralisir setelah aparat kepolisian dibantu puluhan personel Brimob dan TNI dari Kodim 0116 Nagan Raya tiba di lokasi. Aparat bersenjata lengkap juga standby di lokasi guna mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.
“Kasus bentrokan sesama nelayan ini sedang diselidiki pemicunya,” kata Kapolres Nagan Raya, AKBP Gunawan Eko Susilo menjawab Serambi kemarin sore sekembali dari lokasi kejadian.
Menurutnya, kasus itu bermula ketika tiga unit boat pukat trawl milik nelayan Kuala Tadu, Kecamatan Kuala Pesisir, ditangkap oleh nelayan di Desa Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur, karena dinilai melanggar aturan adat melaut. Namun, ketika akan diselesaikan secara musyawarah, tiba-tiba datang dari Kuala Tadu sekitar 120 orang bersenjata tajam, sehingga bentrokan antarnelayan pun terjadi. (edi)
Dilakukan Antisipasi
Kapolres Nagan Raya, AKBP Gunawan Eko Susilo SIK menyatakan, untuk mengamankan lokasi kejadian dan mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, telah dikerahkan puluhan personel polisi bersama Brimob Kompi V Kuala, dibantu personel TNI dari Kodim 0116 Nagan Raya. Mereka disebar di sejumlah lokasi.
Hal itu dilakukan, kata Kapolres, untuk menciptakan kondisi yang lebih aman, mengingat hingga tadi malam situasi di sekitar lokasi kejadian masih mencekam.
Kapolres juga mengaku bahwa ia bersama Dandim 0116 Nagan Raya Letkol Inf Yunardi sudah mendatangi lokasi untuk memastikan penyebab peristiwa itu. “Begitupun belum ada pelaku yang kita tahan, namun kita sudah amankan senjata tajam yang jumlahnya sangat banyak dari warga dan nelayan,” kata Kapolres Nagan Raya.
* Polisi Amankan Tombak dan Parang
JEURAM - Ratusan nelayan dari dua kecamatan bertetangga (Tripa Makmur dan Kuala Pesisir) di Kabupaten Nagan Raya, Kamis (27/12) sekitar pukul 13.00 WIB bentrok di balai pertemuan perikanan Desa Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur, Nagan Raya. Akibatnya, tiga warga, termasuk Panglima Laot Nagan Raya, Arifin, terluka parah.
Ketiga korban akhirnya dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh di Aceh Barat, karena luka serius yang dialaminya. Selain Arifin, korban lainnya adalah Said Abbas (30), warga Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur, sedangkan yang satu lagi belum diketahui namanya.
Insiden yang berujung bentrokan sesama nelayan itu bermula ketika tiga boat pukat trawl milik nelayan Kuala Tadu, Kecamatan Kuala Pesisir, ditangkap oleh nelayan di Desa Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur.
Alasan penangkapan, mereka melanggar hari pantang melaut bagi nelayan Aceh pada 26 Desember, sebagai hari peringatan tsunami. Selain itu, hukum adat laot di wilayah itu melarang nelayan menangkap ikan menggunakan pukat trawl (pukat harimau) karena dapat merusak lingkungan dan mengancam kelestarian biota laut. Apalagi peraturan pemerintah juga melarang hal yang sama.
Setelah ditangkap, ketiga boat beserta sejumlah nelayan di atasnya digiring ke sekitar kompleks perikanan Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur untuk penyelesaian secara adat. Penyelesaian versi hukom adat itu turut dihadiri Panglima Laot Nagan Raya, Arifin.
Tapi saat pertemuan berlangsung di balai perikanan desa itu, tiba-tiba sekitar 120 orang yang berasal dari Desa Kuala Tadu, Kecamatan Kuala Pesisir yang naik dua truk langsung merangsek ke balai tersebut. Disebut-sebut, maksud mereka untuk membantu rekan mereka yang dikabarkan sudah ditangkap di Babah Lueng, beserta boatnya.
Massa yang datang itu tidak dengan tangan kosong. Sebagian mereka membawa tombak dan parang terhunus. Mendadak, balai tempat pertemuan itu gaduh. Suasana memanas dan tak terkendali.
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba terjadi penyerangan brutal ke tengah balai. Batu dan kayu ikut melayang. Panglima Laot Nagan Raya, Arifin bangun untuk menenangkan massa. Tapi dia malah terkena lemparan batu. Suasana makin tak terkendali. Bahkan dua warga lainnya dikabarkan ikut luka parah dan dilarikan ke rumah sakit.
Balai perikanan itu pun rusak akibat dilempari batu dan kayu. Aparat kepolisian bertindak cepat untuk menenangkan situasi. Bahkan hingga tadi malam polisi masih mengamankan barang bukti berupa ratusan senjata tajam dari lokasi kejadian.
Sejumlah tokoh nelayan di wilayah itu akhirnya dikumpulkan polisi di Mapolres Nagan Raya untuk ikut dalam penyelesaian sengketa. Tadi malam situasi berhasil dinetralisir setelah aparat kepolisian dibantu puluhan personel Brimob dan TNI dari Kodim 0116 Nagan Raya tiba di lokasi. Aparat bersenjata lengkap juga standby di lokasi guna mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.
“Kasus bentrokan sesama nelayan ini sedang diselidiki pemicunya,” kata Kapolres Nagan Raya, AKBP Gunawan Eko Susilo menjawab Serambi kemarin sore sekembali dari lokasi kejadian.
Menurutnya, kasus itu bermula ketika tiga unit boat pukat trawl milik nelayan Kuala Tadu, Kecamatan Kuala Pesisir, ditangkap oleh nelayan di Desa Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur, karena dinilai melanggar aturan adat melaut. Namun, ketika akan diselesaikan secara musyawarah, tiba-tiba datang dari Kuala Tadu sekitar 120 orang bersenjata tajam, sehingga bentrokan antarnelayan pun terjadi. (edi)
Dilakukan Antisipasi
Kapolres Nagan Raya, AKBP Gunawan Eko Susilo SIK menyatakan, untuk mengamankan lokasi kejadian dan mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, telah dikerahkan puluhan personel polisi bersama Brimob Kompi V Kuala, dibantu personel TNI dari Kodim 0116 Nagan Raya. Mereka disebar di sejumlah lokasi.
Hal itu dilakukan, kata Kapolres, untuk menciptakan kondisi yang lebih aman, mengingat hingga tadi malam situasi di sekitar lokasi kejadian masih mencekam.
Kapolres juga mengaku bahwa ia bersama Dandim 0116 Nagan Raya Letkol Inf Yunardi sudah mendatangi lokasi untuk memastikan penyebab peristiwa itu. “Begitupun belum ada pelaku yang kita tahan, namun kita sudah amankan senjata tajam yang jumlahnya sangat banyak dari warga dan nelayan,” kata Kapolres Nagan Raya.
Sumber : aceh.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar