Jumat, 15 Juni 2012

RI dan 5 Negara Sepakat Selamatkan Terumbu Karang

Selasa, 12 Juni 2012

JAKARTA (Suara Karya): Indonesia bersama lima negara tetangga menginisiasi dan mencanangkan Hari Terumbu Karang (Coral Triangle Day) atau CT Day sebagai wujud keseriusan dalam upaya melindungi lautan. Terutama dalam pengelolaan wilayah pesisir dan ekosistem terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang (coral triangle) di dunia.
Indonesia dan lima negara anggota Coral Triangle Initiative for Coral Reef, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) lainnya, yaitu Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon, menetapkan 9 Juni 2012 sebagai CT Day dan akan diperingati setiap tahun. Penetapan itu dilakukan setelah seluruh negara anggota CTI-CFF memperingati Hari Kelautan Sedunia pada 8 Juni 2012 lalu.
Untuk mendukung penetapan CT Day, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama World Wildlife Fund (WWF) for Nature dan sejumlah organisasi pertama kalinya merayakan CT Day bertajuk "The Coral Triangle Day Festival" di Pantai Kedonganan dan Pantai Samuh, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (9/6) pekan lalu.
Perayaan CT Day dirangkai dengan sejumlah kegiatan, di antaranya festival pantai, gerakan bersih pantai dan laut (beach and under water clean up), kompetisi memasak hidangan dari laut, seminar kelautan, pemutaran film, dan sebagainya. Ribuan orang dari berbagai elemen, termasuk di antaranya Kelompok Pemuda Eka Canthi, komunitas Turttle Guard serta perkumpulan penyelam berpartisipasi dalam kegiatan itu.
Pada kesempatan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo meresmikan kantor Unit Pelayanan Teknis Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UPT KP3K) di daerah atau Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) serta Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN). Selain itu juga diserahkan bantuan untuk kegiatan pengelolaan kawasan pesisir dan laut yang berkelanjutan dan bertanggung jawab kepada masyarakat di Bali. Untuk tahun anggaran 2012, total bantuan bidang kelautan dan perikanan untuk Bali mencapai Rp 39,8 miliar dan sebesar Rp 6,7 miliar di antaranya dialokasikan untuk Kabupaten Badung.
Sharif C Sutardjo menuturkan, CT Day menjadi momentum penting untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap penyelamatan ekosistem terumbu karang. Terutama sebagai bagian dari sumber ketahanan pangan dan keberlanjutan perikanan.
"Pelestarian terumbu karang akan mendukung konsep blue economy sebagai paradigma baru pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Ada prinsip blue ocean-blue sky, yaitu tatanan ekonomi dengan sistem produksi efisien tanpa limbah dan diimbangi dengan pengendalian pola konsumsi. Tujuannya untuk menekan keserakahan manusia, sehingga mendorong ekonomi terus maju, tapi langit dan laut tetap biru," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta kemarin.
Menurut dia, dengan inovasi dan teknologi kreatif, konsep blue economy diharapkan dapat mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini karena akan lebih banyak aktivitas ekonomi yang berkembang di sektor kelautan dan perikanan. Penerapan konsep blue economy di sektor kelautan dan perikanan diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi yang lebih seimbang antara pemanfaatan sumber daya dan upaya melindungi lingkungan. Dengan ini dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
Dengan konsep itu pula diharapkan terjadi perubahan orientasi kebijakan dan keseimbangan antara pembangunan berbasis daratan dan kelautan. Hal ini menjadi tantangan bagi seluruh pihak agar terus menggali serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi untuk meningkatkan kemampuan dalam pemanfaatan sumber daya secara efisien.
"Kita tidak hanya memperkaya konsepsi blue economy sendiri, tapi juga perlu melakukan aksi sebagai wujud implementasi konsep tersebut," tutur Sharif.
Lebih jauh dia menjelaskan, Bali merupakan salah satu wilayah yang menerapkan beberapa prinsip blue economy, di antaranya melalui pengembangan konservasi sumber daya alam laut dan wisata bahari. Beberapa prinsip seperti pemanfaatan sumber daya alam secara efisien, rendah emisi karbon, dan pengelolaan limbah (zero waste) serta inklusivitas sosial, mulai diterapkan di Kedonganan.
Sementara itu, Dirjen KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan, KKP mengusung program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang (coral reef rehabilitation and management program/coremap) yang mengupayakan penyelamatan terumbu karang melalui kegiatan pengelolaan dan rehabilitasi. Hal ini dilakukan di wilayah dengan keanekaragaman terumbu karang, termasuk Bali.
Coremap merupakan program jangka panjang yang diprakarsai Pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk melindungi, merehabilitasi, dan mengelola serta memanfaatkan terumbu karang secara lestari. Saat ini pelaksanaan Coremap memasuki fase III (tahap pelembagaan) untuk menetapkan sistem pengelolaan terumbu karang yang andal dengan pelaksanaan terdesentralisasi dan melembaga.
"Para peneliti mencuatkan fakta yang mengkhawatirkan, karena menunjukkan kondisi terumbu karang di Indonesia yang dalam keadaan baik tinggal sekitar 5 persen. Lainnya dalam kondisi lumayan 29 persen, buruk 25 persen, dan sangat buruk 40 persen. Jadi sudah saatnya kita menggerakkan seluruh elemen masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk menyelamatkan terumbu karang," kata Sudirman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar