TEMPO.CO, La Jolla - Untuk pertama kalinya, semua spesies scombrid,
mulai dari ikan tuna, bonito, makerel dan makerel Spanyol, hingga ikan
berparuh seperti marlin dan ikan todak, masuk dalam penilaian Daftar
Merah Spesies Terancam Punah International Union for Conservation of
Nature (IUCN). Dari 61 spesies ikan, 7 di antaranya diklasifikasikan
dalam kategori terancam karena menghadapi risiko kepunahan serius. Empat
spesies terdaftar dalam kategori hampir terancam dan hampir dua pertiga
lainnya ditempatkan dalam kategori berisiko rendah.
Hasil penilaian itu menunjukkan bahwa ikan tuna menghadapi situasi yang cukup serius. Lima dari delapan spesies tuna terancam atau hampir terancam punah dalam kategori Daftar Merah IUCN. Spesies tuna itu adalah sirip biru selatan (Thunnus maccoyii), sangat terancam punah; sirip biru Atlantik (T. thynnus), terancam; tuna mata besar (T. obesus), rentan; sirip kuning (T. albacares), hampir terancam; dan tuna albacore (T. alalunga), hampir terancam.
Informasi baru ini dapat membantu pemerintah membuat keputusan yang akan melindungi masa depan spesies ikan yang nilai ekonominya sangat tinggi itu. Status baru tuna dan ikan lainnya itu juga merupakan masukan berharga dalam pertemuan bersama Tuna RFMOs (Regional Fisheries Management Organizations) ke-3 di La Jolla, California, 11-15 Juli 2011.
“Ini pertama kalinya peneliti perikanan, ahli ichthyologi, dan konservasi duduk bersama untuk menilai ancaman yang dihadapi kelompok ikan yang memiliki nilai ekonomi penting,” kata Dr. Bruce B. Collette, Ketua Kelompok Pakar Tuna dan Ikan Berparuh, dalam Species Survival Commission (SSC) IUCN.
Meski status kesehatan ikan epipelagis—ikan yang hidup dekat permukaan-- cukup baik, beberapa jenis ikan berparuh dan scombrid menghadapi ancaman dari penangkapan berlebihan. Lembaga konservasi menyoroti kurangnya upaya untuk melindungi ikan tersebut dari eksploitasi berlebihan yang didorong oleh tingginya harga ikan.
“Ketiga spesies tuna sirip biru rentan terhadap kepunahan karena tekanan penangkapan yang sangat besar. Tuna sirip biru selatan sangat tertekan, dan kecil kemungkinan untuk pulih,” kata Dr. Kent Carpenter, Manajer Unit Keanekaragaman Hayati Kelautan IUCN dan peneliti studi itu. “Jika tak ada perubahan terhadap praktek penangkapan ikan yang ada sekarang, populasi sirip biru Atlantik barat juga berisiko menurun tajam karena nyaris tak terlihat tanda populasi itu berkembang sejak penurunan yang signifikan pada 1970-an.“
Tiga spesies ikan berparuh yang dikategorikan terancam atau hampir terancam adalah marlin biru (Makaira nigricans), rentan; marlin putih (Kajikia albida), rentan; dan marlin bergaris (Kajikia audax), hampir terancam.
Hasil penilaian itu menunjukkan bahwa ikan tuna menghadapi situasi yang cukup serius. Lima dari delapan spesies tuna terancam atau hampir terancam punah dalam kategori Daftar Merah IUCN. Spesies tuna itu adalah sirip biru selatan (Thunnus maccoyii), sangat terancam punah; sirip biru Atlantik (T. thynnus), terancam; tuna mata besar (T. obesus), rentan; sirip kuning (T. albacares), hampir terancam; dan tuna albacore (T. alalunga), hampir terancam.
Informasi baru ini dapat membantu pemerintah membuat keputusan yang akan melindungi masa depan spesies ikan yang nilai ekonominya sangat tinggi itu. Status baru tuna dan ikan lainnya itu juga merupakan masukan berharga dalam pertemuan bersama Tuna RFMOs (Regional Fisheries Management Organizations) ke-3 di La Jolla, California, 11-15 Juli 2011.
“Ini pertama kalinya peneliti perikanan, ahli ichthyologi, dan konservasi duduk bersama untuk menilai ancaman yang dihadapi kelompok ikan yang memiliki nilai ekonomi penting,” kata Dr. Bruce B. Collette, Ketua Kelompok Pakar Tuna dan Ikan Berparuh, dalam Species Survival Commission (SSC) IUCN.
Meski status kesehatan ikan epipelagis—ikan yang hidup dekat permukaan-- cukup baik, beberapa jenis ikan berparuh dan scombrid menghadapi ancaman dari penangkapan berlebihan. Lembaga konservasi menyoroti kurangnya upaya untuk melindungi ikan tersebut dari eksploitasi berlebihan yang didorong oleh tingginya harga ikan.
“Ketiga spesies tuna sirip biru rentan terhadap kepunahan karena tekanan penangkapan yang sangat besar. Tuna sirip biru selatan sangat tertekan, dan kecil kemungkinan untuk pulih,” kata Dr. Kent Carpenter, Manajer Unit Keanekaragaman Hayati Kelautan IUCN dan peneliti studi itu. “Jika tak ada perubahan terhadap praktek penangkapan ikan yang ada sekarang, populasi sirip biru Atlantik barat juga berisiko menurun tajam karena nyaris tak terlihat tanda populasi itu berkembang sejak penurunan yang signifikan pada 1970-an.“
Tiga spesies ikan berparuh yang dikategorikan terancam atau hampir terancam adalah marlin biru (Makaira nigricans), rentan; marlin putih (Kajikia albida), rentan; dan marlin bergaris (Kajikia audax), hampir terancam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar