Apakah anda pernah membayangkan berapa juta telur ikan tuna dalam satu tubuh indukan? Bukan ratusan atau ribuan, jumlahnya jutaan. Fekunditas atau jumlah telur pada satu individu ikan tuna diperkirakan oleh ahli antara 1.5 sampai 5 juta butir. Jenis ikan tuna yang paling banyak tertangkap di Indonesia misalnya yaitu jenis tuna sirip kuning atau yang dikenal dengan nama lokal madidahang (yellowfin / Thunnus albacares), mencapai dewasa dan bertelur pada ukuran 100-120 cm panjang cagak (fork length) atau dengan berat di atas 20 Kg.
Sementara itu para pakar menggolongkan Ikan tuna sirip kuning juvenil (baby tuna) dengan ukuran di bawah 20 Kg, yang kemungkinan besar belum sempat mengeluarkan telurnya ke alam. Istilah ilmiah untuk tuna juvenil tersebut dikenal dengan istilah tingkat kematangan gonad (TKG) belum sampai TKG empat. Sehingga penangkapan tuna juvenil berpotensi menghilangkan peluang lahirnya ikan-ikan tuna lainnya sebanyak jutaan individu tersebut. Bagaimana jika tuna-tuna juvenil yang tertangkap berada di angka ratusan atau bahkan ribuan individu?.
Data yang diperoleh di staf WWF di Wakatobi sejak tahun 2008-2011, menunjukkan masih tingginya hasil tangkapan tuna juvenil oleh nelayan di Wakatobi sebanyak 2.026 individu. Data ini dikumpulkan dari koordinator atau pengumpul potongan daging tuna selama 4 tahun, yaitu masing-masing beranggotakan 7 orang (2008), 6 orang (2009), 3 orang (2010) dan 8 orang (2011). Tuna juvenil dapat diketahui dari berat potongan daging di bawah 10 Kg, dengan rata-rata 1 individu tuna menghasilkan kurang lebih 50% daging potongan daging tuna. Hanya sebagian koordinator yang mencatat berat potongan daging per individu, sehingga data tidak dapat dikelola secara lengkap dari semua hasil tangkapan atau potongan daging yang didata oleh koordinator. Berikut ini adalah tabel jumlah tuna juvenil yang tertangkap selama tahun 2008-2011.
Tahun
|
Total tuna
|
Tuna juvenil
|
% juvenil
|
Koordinator
|
2008
|
2682
|
430
|
16
|
7 orang
|
2009
|
3451
|
902
|
26
|
6 orang
|
2010
|
766
|
406
|
53
|
3 orang
|
2011
|
1134
|
288
|
25
|
8 orang
|
Jumlah
|
8.033
|
2.026
|
25 %
|
Berdasarkan pendataan selama 4 tahun, jumlah ikan tuna yang dapat dihitung dan dipisahkan antara ukuran dewasa dan juvenil adalah 8.033 individu, dengan jumlah sebanyak 2.026 individu termasuk ukuran tuna juvenil. Rata-rata perbandingan jumlah tuna juvenil yang tertangkap di Wakatobi adalah 25% dari total hasil tangkapan. Dapat kita bayangkan bahwa selama 4 tahun terakhir di Wakatobi, diperkirakan milyaran butir telur ikan tuna sirip kuning tidak sempat dikeluarkan ke alam dan gagal beregenerasi. Kegagalan ini sebaiknya menjadi perhatian nelayan, pengumpul, dan pemerintah setempat untuk memikirkan serta menyadari perbandingan menangkap 1 individu tuna juvenil
atau menunggu jutaan individu ikan tuna yang bisa lahir dari telur ikan
tuna dewasa. Data ini dapat menjadi salah satu pertimbangan kebijakan
untuk tidak menangkap tuna juvenil.
Informasi grafis berikut adalah tren hasil tangkapan tuna juvenil di Wakatobi yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2008-2011.
Informasi grafis berikut adalah tren hasil tangkapan tuna juvenil di Wakatobi yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2008-2011.
Tren hasil tangkapan tuna juvenil selama 4 tahun dari 2008-2011, mengalami peningkatan sebesar 16% pada tahun 2008, 26% tahun 2009, 53% tahun 2010, dan 25% pada tahun 2011. Garis tren secara linier mengalami peningkatan yang cukup tajam. Tren ini dapat menyebabkan growth overfishing apabila nelayan terlalu banyak menangkap ikan-ikan juvenil atau yang berukuran kecil, akibatnya adalah akan terjadi pengurangan stok ikan di alam.
Penangkapan ikan tuna juvenil disebabkan praktek perikanan oleh nelayan di Wakatobi yang melakukan penangkapan di sekitar permukaan air. Aktivitas ini sebenarnya akan merugikan nelayan dalam jangka panjang karena stok ikan akan semakin berkurang serta potongan daging dengan ukuran berat di bawah 10 Kg tidak dapat masuk kategori potongan daging kualitas baik atau grade A, serta harganya pun dipastikan lebih murah. Oleh karena itu, sesuai dengan anjuran dalam BMP Perikanan Tuna WWF-Indonesia, penangkapan tuna sebaiknya dilakukan
pada kedalaman lebih dari 100 m, sehingga nelayan dapat mendapatkan
ikan ukuran dewasa serta menghindari tertangkapnya tuna juvenil.
Kontak: Muhammad Yusuf, Koordinator Sains dan Pelatihan Perikanan, WWF-Indonesia – myusuf@wwf.or.id
Kontak: Muhammad Yusuf, Koordinator Sains dan Pelatihan Perikanan, WWF-Indonesia – myusuf@wwf.or.id
KLOE UNTUK WILAYAH ACEH ADA GA DATA NYA UNTUK MELAKUKAN RISET TENTANG JUVENIL INI?
BalasHapus