Oleh : Dwi Uli Rahmawati, Universitas Indonesia
Ada beberapa cerita menarik yang terjadi di sebuah negeri indah
dengan ribuan pulau di dalamnya. Negeri yang tujuh puluh persen
wilayahnya dikelilingi laut, tetapi tidak punya garam dan harus
membelinya dari negeri tetangga. Negeri yang katanya kaya akan terumbu
karang dan pulau berpasir putih tetapi beberapa diantaranya dimiliki
oleh orang yang bahkan tidak lahir dan tumbuh besar di negeri itu.
Walaupun begitu, biar bagaimanapun negeri lain mengatakan negeri itu
sedang berkembang-kata mereka itu bahasa halus untuk mengatakan ‘negeri miskin’-, siapa bilang hidup di negeri berpesisir tidak menyenangkan?
Negeri yang sedang berkembang ini memiliki sebuah kawasan yang dinobatkan sebagai sebuah warisan dunia. Di dalam kawasan
ini ada sebuah pulau cantik berpasir putih halus dengan latar belakang
bukit-bukit hijau dan hutan tropis dataran rendah. Rusa, biawak, dan
monyet yang hidup bebas adalah pemandangan sehari-hari di Pulau ini.
Pergi ke Pulau ini sama saja mengisolasi diri dari dunia luar. Listrik
hanya menyala pada malam hari dan tidak ada rumah penduduk, hanya ada
rumah penjaga dan beberapa buah wisma untuk disewakan. Tidak ada
jaringan komunikasi bukan berarti mereka yang bekerja dan hidup di pulau
itu tidak berhubungan dengan manusia lainnya, kadang ada orang-orang
asing yang lebih memilih singgah beberapa hari di pulau itu dibandingkan
dengan Bali untuk menikmati pasir putih pulau itu, kadang ada pula
kapal-kapal nelayan yang bersandar disana sekedar menghindar gelombang
besar, dan kadang ada juga penduduk negeri itu yang jauh-jauh datang
kesana untuk berjalan-jalan. Enthus, Seorang pria yang tinggal dan
bekerja disana bertahun-tahun mengatakan bahwa ia menemukan ketenangan
disana, disaat ia tidak hanya bisa berbicara pada manusia, tetapi juga
pada laut, bahkan pada lumba-lumba, dan pencipta-Nya. Jika kamu ingin
pergi kesana, pergilah ke titik terbarat Pulau Jawa di negeri berpesisir
dan carilah Pulau bernama Peucang.
Dan lalu ada sebuah daerah yang sangat istimewa di negeri itu. Daerah
yang memilki kerajaannya sendiri di dalam Negeri Berpesisir, meskipun
tetap berada dibawah kekuasaan pemerintah pusat negeri itu. Di daerah
itu ada daerah pesisir yang cukup panjang dan luas. Sebuah kawasan
pesisir yang sangat menarik, dimana kamu bisa menemukan banyak warung
kopi dengan penjaja berpakaian ketat yang berdandan tebal dan daerah
ziarah untuk berdoa yang bersisian. Namun demikian, Kejawen
adalah hal yang kuat mengalir di kawasan pesisir ini. Pada hari-hari
tertentu, mereka menabur bunga dan bersimpuh di depan riuh ombak seraya
berbicara dalam bahasa mereka pada yang gaib. Ini adalah budaya yang
mengalir dalam diri mereka sejak dulu kala. Mereka bertirakat,
mengasingkan diri dari keduniaan demi menahan hawa nafsu dan mencapai
ketenangan untuk lebih dekat kepada yang maha kuasa. Sebuah kebudayaan
kuat yang masih berlangsung di masa-masa teknologi yang tengah berjaya.
Parangkusumo, sebagaimana kawasan pesisir ini disebut, disinilah
sebagian penduduk negeri itu bebas untuk hidup sesuai keyakinan mereka,
dan tidak ada yang lebih indah dibandingkan kebebasan untuk hidup sesuai
kepercayaanmu.
Akhirnya, ini adalah cerita terakhir dari sebagian kecil wilayah di
negeri yang sedang berkembang itu. Cerita tentang sebuah tempat yang
katanya dilindungi oleh para penguasa negeri itu. Sebuah tempat dengan
pemandangan bawah laut yang indah, dimana kamu bisa melihat ikan badut
dan ikan lainnya berlarian di antara warna-warni terumbu karang. Kata
orang, tiga atau empat tahun yang lalu tempat ini bahkan tidak akan
pernah masuk dalam daftar tempat wisata mu. Namun kini, ratusan orang
datang kesana setiap minggunya. Merelakan diri mengarungi lautan
beberapa jam lamanya untuk tiba di kepulauan itu. Berbeda dengan pulau
kecil di ujung barat pulau jawa, walaupun listrik juga hanya menyala
saat malam hari, disini terdapat banyak jaringan komunikasi. Seiring
meningkatnya orang-orang yang datang, meningkat pula kesejahteraan
penduduk kepulauan itu. Sekarang ini pariwisata menjadi mata pencaharian
sebagian besar penduduk disana dan apakah kamu tahu, pariwisata itu
bagaikan dua mata pisau? Salah satu mata pisau akan membuat kepulauan
itu ‘berdarah-darah’, sebagaimana kepulauan yang ada di utara ibu kota
Negeri Berpesisir , yang penuh dengan sampah dan terumbu karang mati di
dasar lautnya. Pantaskah alam dikorbankan untuk ekonomi berbasis
pariwisata? Mau bagaimana lagi, bukan hanya penduduk Negeri Berpesisir
yang tinggal dikota saja yang pantas hidup mewah dan menikmati uang,
penduduk kepulauan itu juga. Biar bagaimana pun tidak mungkin semudah
itu kembali keluar dari bisnis pariwisata yang telah mengikat banyak
orang kepulauan itu. Terumbu karang akan semakin terkikis dengan semakin
banyaknya tangan-tangan manusia yang memegang mereka. Tumbuh dengan
sulit dan dengan mudah dipatahkan hanya dengan tendangan kaki asal para
perenang atau tangan usil wisatawan. Jika kamu kesana kawan, kamu pasti
akan melihat hal ini terjadi, atau mungkin kamu yang akan melakukan hal
menyedihkan itu, siapa tahu? Ketika terumbu karang mati dan ikan tak
lagi kembali, sungguh ironis untuk menjual kawasan karang mati pada
wisatawan negeri sendiri apalagi asing. Ketika kamu kesana dan mengajak
para penduduk asli bercengkrama, kamu akan menyadari bahwa mereka
sangat bangga dan cinta dengan laut mereka, karena mereka berulang kali
akan berkata “Wah, banyak ikan dan terumbu karang warna-warni, surga
bawah laut.”. Karimun Jawa, itulah bagaimana penduduk kepulauan itu
menyebutnya, adalah sedikit dari tempat yang memiliki terumbu karang
indah yang masih bertahan di Pulau paling padat penduduk di Negeri
Berpesisir.
Inilah sepenggal kisah-kisah dari negeri, yang katanya, berkembang itu. Negeri, yang katanya,
bernenek-moyang pelaut. Para pemberani yang mengarungi tujuh samudra di
Dunia. Pesisir dan laut adalah hal yang seharusnya paling dekat dengan
para penduduk Negeri Berpesisir. Dari laut mereka belajar untuk hidup,
memiliki keyakinan, dan belajar tentang kearifan alam. Terlebih lagi
tidak ada yang lebih menyenangkan tinggal di sebuah negeri dengan
matahari yang hampir bersinar sepanjang tahun, ribuan pulau dengan pasir
putih dan laut biru, juga terumbu karang yang indahnya tiada tara. Dan
Negeri Berpesisir itu bernama Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar