Selasa, 30 Oktober 2012

Prospek Nelayan

Oleh :  Aburizal Hasyim, SMA Sampoerna Academy Bogor

Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar ke-4 di dunia, Indonesia menghadapi permasalahan yang cukup kompleks dalam dunia kemaritimannya. Masyarakat pesisir, adalah salah satu pemegang kunci terpenting dalam kestabilitas dunia perairan di Indonesia. Miris, sesuatu yang justru terkadang membutuhkan perhatian dan bantuan intensif  justru terbengkalai dalam penerapannya. Salah satu berita yang cukup baru menyebutkan bahwa ekspor hasil perikanan Indonesia pada periode Januari-Juli 2012 mencapai 691.300 ton atau senilai dengan 2,2 miliar dollar AS. Jumlah yang cukup banyak, namun sangat kontras dengan kondisi “para pengumpul” uang-uang tersebut.


Indonesia adalah negara yang gemar mengekspor ikan tangkapan mereka. Standar yang diberlakukan pun tidak sembarangan, hanya ikan berkualitas tinggi atau ikan laut dalam yang biasa melewati standar ekspor negara. Hal ini bisa dibilang cukup bagus, namun ada hal yang terlihat kasat mata oleh kebanyakan orang, bahwa dalam penangkapan ikan-ikan itu banyak efek negatif yang terjadi pada kehidupan masyarakat pesisir.

Sebuah data dari DEPKES-RI menyebutkan bahwa berbagai penyakit dan kecelakaan dapat terjadi pada masyarakat pesisir yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan penyelam tradisional, hasil penelitian Depkes RI tahun 2006 di Pulau Bungin, Nusa Tenggara Barat ditemukan 57,5% nelayan penyelam menderita nyeri persendian dan 11,3% menderita gangguan pendengaran ringan sampai ketulian. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Pertama, mayoritas ikan yang diekspor oleh Indonesia adalah ikan-ikan yang tergolong prestise. Ikan-ikan ini adalah jenis ikan yang mempunyai omega-3 yang sangat tinggi, dan menyehatkan karena tinggal di laut lepas, tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia seperti merkuri, nitrogen dan fosfor. Untuk mendapatkan ikan-ikan ini, para nelayan harus rela mencari ikan-ikan ini dengan jarak yang tergolong cukup jauh, bahkan bisa sangat jauh dari garis pantai. Proses ini bisa memakan waktu berhari-hari, dan harus melewati perjalanan yang cukup beresiko. Sepulangnya dari laut biasanya mereka menjual hasil tangkapan mereka pada distributor. Faktanya, bayaran itu bisa tergolong sangat rendah, dan tidak mencukupi kebutuhan mereka yang serba kekurangan. Karena keterbatasan ekonomi, masyarakat pesisir cenderung menggunakan ikan di perairan dangkal sebagai tambahan untuk makanan/konsumsi keseharian mereka. Karena akses yang mungkin cukup jauh dari pusat kota, dan seperti yang kita tahu harga bahan-bahan makanan di sekitar pantai itu cenderung lebih mahal daripada yang biasa kita temukan di pusat kota, terkadang mereka tidak punya pilihan lain. Ikan di perairan dangkal ini diketahui banyak mengandung bahan kimia dan logam berat, umumnya merkuri. Karena keterbatasan pengetahuan, dan terbatasnya finansial mereka, ikan-ikan yang tercemar ini dikonsumsi oleh masyarakat pesisir tersebut dan menyebabkan sejumlah penyakit berbahaya. Ini disebabkan karena kurangnya pendidikan dikalangan masyarakat pesisir tersebut, dan juga karena terbatasnya perekonomian mereka. Maka diharapkan kedepannya ada sebuah sistem yang lebih baik yang diciptakan untuk menjadikan para masyarakat pesisir tersebut lebih berwawasan, maju secara ilmu dan finansial.

Saya menghimbau agar profesi sebagai nelayan kedepannya bisa dianggap sebagai suatu prospek bagus bagi pekerjaan di masa depan, selain ikut membantu Indonesia dalam meningkatkan dunia kelautannya dan memaksimalkan penggunaan SDA kita dan memperhatikan perawatannya juga. Dibutuhkan kerjasama negara dengan distributor, dan para nelayan yang didukung oleh masyarakat untuk memperbaiki keadaan masyarakat pesisir tersebut. Saya pun menghimbau kepada para sarjana/orang yang berpendidikan kelautan ikut mendukung segala program untuk membudiyakan masyarakat pesisir tersebut kearah yang lebih baik. Karena bagaimanapun juga, masyarakat pesisir adalah pahlawan, tidak hanya di bidang kelautan, mereka adalah orang yang juga berjasa bagi negara kita.


Sub-Tema: Wawasan kemaritiman di kalangan masyarakat pesisir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar