Selasa, 30 Oktober 2012

SMART PLASTIC ROLLING UNTUK BERBAGAI APLIKASI MASYARAKAT PESISIR

Oleh : Yolla Miranda, SMA Negeri 2 Kuningan

            Indonesia adalah Negara Kepulauan yang memiliki banyak laut lepas beserta pantai di beberapa daerah. Hal ini telah diakui secara internasional melalui UNCLOS 1982 bahwa Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat 17.840 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95.181 km. Tidak heran jika sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dari hasil laut.

            Berdasarkan UNCLOS 1982, Indonesia menempati urutan teratas Negara Kepulauan dengan potensi ekonomi laut terbesar. Banyak hasil laut yang dapat dimanfaatkan. Hasil perikanan Indonesia berpotensi mencapai 31,94 miliar dollar AS. Potensi wilayah pesisir yang masih alami pun dapat menyentuh angka 56 miliar dollar AS. Pengembangan bioteknologi laut sejumlah 40 miliar dollar AS. Wisata bahari sebesar 2 miliar dollar AS. Kandungan minyak bumi 6,64 miliar dollar AS. Dan yang terakhir adalah transportasi laut yang berpotensi menghasilkan 20 miliar dollar AS. Potensi yang sangat menakjubkan bagi negara ini.
            Selain kekayaan alami laut dan daerah pesisir yang dimiliki, Indonesia pun berpeluang menguasai perikanan dan perdagangan di dunia. Hasil budidaya ikan sebesar 46,3 juta ton setiap tahunnya bukanlah angka maksimum yang dapat dicapai. Kisaran jumlah itu masih bisa ditingkatkan lagi seiring dengan perbaikan sistem manajemen yang dilakukan, mengingat 52% dari produksi keseluruhan tangkapan laut dunia dikuasai oleh Indonesia.
            Kekayaan laut ini nyatanya tidak menjamin kemakmuran rakyat. Ini terbukti dari jumlah nelayan miskin di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 7,87 juta orang atau 25,14% dari total penduduk miskin nasional yang mencapai 31,02 juta orang. Jumlah 7,87 juta orang tersebut berasal dari sekitar 10.600 desa nelayan miskin yang terdapat di kawasan pesisir di berbagai daerah di tanah air. Apa yang menyebabkan rakyat Indonesia seperti tidak mampu menggapai hasil maksimum dalam bidang ini? Adakah kesalahan sistem atau pengolahan? Tentu saja, itu jawabannya. Banyak hal kecil yang disepelekan, namun sebenarnya di sanalah kunci masyarakat pesisir untuk mendapatkan pendapatan yang lebih layak.
            Kehidupan masyarakat dunia tidak lepas dari ikan, sumber hewani dengan protein tinggi. Ikan yang telah ditangkap nelayan akan ditampung di tempat khusus untuk dijual ke pasar. Beberapa jenis ikan ada yang harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu sebelum dijual. Mahalnya harga mesin pengering ikan merupakan salah satu masalah bagi nelayan kecil. Mereka yang tidak mampu membeli alat tersebut lebih memilih mengeringkan ikan dengan cara manual, yaitu menggunakan cahaya matahari. Namun, masalah yang timbul adalah ketika hujan datang, apalagi cuaca saat ini yang sedang tidak menentu dengan hujan yang tiba-tiba. Mereka harus sigap dengan datangnya hujan, karena ketika itu mereka harus cepat-cepat mengangkat ikan dan memasukkannya ke dalam rumah. Hal ini pasti akan sangat merepotkan jika hujan yang datang hanya sebentar kemudian langsung disusul dengan panas dari cahaya matahari seperti yang sering terjadi saat ini.
            Selain masalah di atas, para istri nelayan yang biasa berjualan di sekitar pantai, seperti yang  terjadi di masyarakat daerah Pangandaran pun mengalami kesulitan ketika hujan ataupun air ombak yang menjiprat ke arah dagangannya. Ini terasa sepele, tetapi sesungguhnya tidak dapat dipungkiri bahwa masalah tersebut sangat memengaruhi pendapatan mereka yang nantinya berdampak pada tingkat ekonomi masyarakat. Pengalaman penulis selama berada di Pangandaran ada seorang penjual yang sebagian besar pakaian dagangannya basah karena ombak mengenainya sementara sang penjual sedang pergi sebentar dengan jarak yang tak jauh dari sana. Padahal, menurut sang penjual, ia baru tiga menit meninggalkan dagangannya, itupun dengan tanpa menghilangkan pantauan terhadap barang dagangannya. Tetapi apa boleh dikata, jipratan ombak tidak dapat diduga kapan hadirnya. Karena hal itu beliau terpaksa pulang ke rumah dan mengeringkan dagangannya terlebih dahulu. Padahal mungkin saja ketika beliau pulang, di saat itulah konsumen tengah mencarinya.
            Permasalahan hujan dan jipratan ombak yang memengaruhi pendapatan masyarakat pesisir harus segera diatasi dengan teknologi tepat guna yang ekonomis, mengingat alat untuk mengatasi masalah tersebut belum ada di masyarakat. Ide penulis untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan Smart Plastic Rolling yang memungkinkan jika hujan ataupun jipratan ombak datang, barang dagangan atau ikan yang sedang dikeringkan dapat langsung tertutup oleh plastik transparan tanpa membasahinya.
            Smart Plastic Rolling bekerja di bawah kendali sensor yang apabila terkena tetesan air akan langsung melepaskan klip gulungan plastik. Untuk pedagang di sekitar pesisir, gulungan plastik dapat turun secara vertikal. Sementara untuk ikan yang sedang dikeringkan, plastik turun secara horizontal dengan atap tempat pengeringan yang dibuat menurun sehingga ia mudah menutupi semua bagian ikan. Alat ini dapat menggunakan baterai AA sebagai sumber energinya. Solusi alternatif ini masih berupa konsep atau ide kasar penulis. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut secara detail mengenai spesifikasi alat oleh ahlinya, sehingga pada akhirnya dapat diaplikasikan ke masyarakat daerah pesisir untuk menunjang aktivitas ekonomi mereka, ini merupakan hal sepele yang jarang disentuh oleh orang banyak, padahal berdasarkan pengalaman penulis, masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil penjualan yang didapatkan, karena tidak mungkin nelayan menjual ikan yang basah karena hujan, atau pedagang asongan pantai yang menjual barang basah kuyup. Diharapkan harga dari Smart Plastic Rolling tidak terlalu mahal dan terjangkau oleh masyarakat setempat. Dengan memerhatikan hal kecil setidaknya kita dapat mengubah angka kemiskinan di kalangan masyarakat pesisir menjadi lebih baik lagi, karena masalah besar datang dari masalah kecil yang disepelekan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar